Subscribe

Popular Posts

Flickr Images

Like us on Facebook

Skip to main content

Gowes ke Sumber Dhuwur Ngoro

Judulnya memang menyebutkan tentang gowes tapi Saya bukan hendak bercerita tentang pengalaman bersepeda kemarin pagi. Langsung saja tentang mata air yang Saya kunjungi, Sumber Wuluh Ndorjo. Awalnya ketika membuka aplikasi peta di ponsel Saya penasaran dengan objek wisata apa saja yang ada di sekitar rumah Saya. Objek wisata yang dekat dengan rumah tentu saja tidak ada tetapi yang agak jauh mungkin ada yang belum Saya ketahui. Benar saja di aplikasi peta itu Saya menemukan Sumber Wuluh Ndorjo, sebuah mata air di Ngoro, Mojokerto. Saya agak kurang percaya karena selama ini saya mengenal Ngoro sebagai kawasan industri, panas dan gersang, mana mungkin ada sumber mata air. Apalagi titik yang ditunjukkan di peta dekat dengan jalan raya. Hmm, mungkin suatu saat nanti Saya akan membuktikan sendiri.
Sumber Wuluh Ndorjo
Sabtu pagi, pada kesempatan bersepeda, mulanya Saya tidak tahu mau bersepeda ke mana, asal gowes saja. Kemudian Saya teringat dengan mata air di Nogor, Saya membuka aplikasi peta dan mencarinya, menyalakan fitur panduan agar mencarikan jalur tercepat ke sana. Jalur tercepat dan terdekat yang ditunjukkan pun masih jauh. Tapi tidak apa-apa memang begitulah seharusnya bersepeda di Sabtu pagi, sejauh dan semampu kaki menggowes pedal, kalau tidak kuat ya putar balik pulang.

Sampai di Sumber Wuluh Ndorjo masih pagi dan sepi, hanya ada beberapa orang yang duduk-duduk santai di tepi air. Mata airnya ini ternyata besar, banyak pohon besar pula. Di dalam air banyak ikan-ikan berwarna cerah, menarik untuk didekati dan memberinya makan agar bergerumbul. Saya berputar dan memotret. Di salah satu sudut kolam mata air terdapat pembatas seperti dam kecil yang tetap mengalirkan air, pemisah antara bagian yang boleh dipakai mandi dan tidak.


Di antara pohon-pohon besar yang menanungi mata air terdapat semacam balai atau pendopo, di situ juga terdapat pesarean atau kuburan, mungkin orang yang dituakan pada masa lalu. Membuat tempat ini terasa dikeramatkan. Dengan begitu tempat ini akan lebih lama lestari jika tradisi tetap dijaga.



Saya menjelajah ke sisi lain kolam yang lebih luas. Ternyata ada jalan yang bertepian langsung dengan kolam ini. Sebelumnya saya tidak melewati jalan ini. Bahkan di kolam yang bertepian dengan jalan ini masih banyak ikan besar-besar, hanya saja warnanya tidak secerah yang di dalam, di bawah pohon-pohon besar. Pagi itu di sekitar kolam sudah ada beberapa warga yang beraktivitas, sekedar bercengkrama atau ke sawah.
Masuk ke dalam di antara phon-pohon besar Sumber Wuluh Ndorjo.

Memberi makan ikan-ikan, menarik dan bergerumbul.

Warga setempat beraktivitas di sawah yang bersebelahan langsung dengan Sumber Wuluh Ndorjo.
Pohon-pohon besar yang memancarkan air dari bawah akar-akarnya.

Ikan-ikan besar yang menggemaskan tapi mungkin tidak ada yang mengambil.
Tidak terlalu lama Saya mengunjungi Sumber Wuluh Ndorjo, Saya melanjutkan gowes ke destinasi berikutnya sebelum terlalu siang.

Comments