Saya berangkat pukul setengah delapan pagi. Sebenarnya ini sudah terlalu siang untuk rencana gowes jauh. Tapi tidak apa saya tetap lanjut saja. Ini bukan pertama kali saya gowes ke Surabaya, tapi akan menjadi pengalaman pertama saya gowes ke Madura (meski cuma ke Kamal) dan akan menjadi pengalaman pertama saya naik kapal penyeberangan Ujung - Kamal (nah ini sebenarnya tujuan utama gowes hari ini, pengen naik kapal).
Tiga jam kemudian saya sampai di pelabuhan Ujung. Untuk naik kapal calon penumpang dikenakan ongkos karcis Rp. 12.000,- sekali jalan. Ini saya bawa sepeda, gak tahu juga ya kalau nyebrangnya bawa motor atau mobil ongkosnya sampai berapa. Sekarang ini pembelian tiketnya bisa langsung bayar cash atau melalui aplikasi Ferizy. Terakhir kali saya cari info pembelian tiket tuh harus pakai e-money ternyata sekarang sudah tidak lagi.
Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. |
Waktu tunggu kapal berangkat memakan waktu sekitar tiga puluh menit. Pukul sebelas lewat sekian kapal baru diberangkatkan. Di dek bawah ada banyak pedagang asongan dan penjual jajanan lainnya. Saya langsung beli air mineral karena kebetulan air di botol sepeda saya sudah habis. Di bagian lain kapal ada orang bergerumbul sepertinya sedang beli pentol. Setelah kumpulan itu bubar saya mendekat mau beli juga, saya kira pentol biasa ternyata bakso. Ya sudah sekalian beli saja semangkuk buat pembuka makan siang.
Kapal bergerak meninggalkan pelabuhan Ujung. Saya happy sekali sewaktu kapal ini bergerak. Saya naik ke dek atas untuk foto-foto. Lalu turun untuk foto-foto juga. Lalu naik lagi. Barulah saya turun lagi saat kapalnya sudah sampai di Kamal. Dari atas kapal saya menyaksikan betapa sibuknya Selat Madura ini. Ada banyak kapal besar sedang parkir. Ada juga perahu kecil yang mondar-mandir.
Di tengah selat. |
Sesampainya di Kamal, saya turun dari kapal. Berhenti sebentar di dalam area pelabuhan, berteduh sambil memikirkan mau lanjut gowes ke mana. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dulu aja, sambil lihat-lihat ada apa aja di luar sana. Keluar gerbang pelabuhan ternyata ada masjid, saya memutuskan mampir dulu. Kebetulan sudah masuk waktu duhur. Setelah itu saya lanjut gowes lagi, cari makan.
Sampai di Pelabuhan Kamal, penumpang menanti untuk turun dari kapal. |
Sebenarnya sebelum memutuskan untuk cari makan, saya masih mau gowes lebih jauh lagi. Tapi masalahnya saya gak punya tujuan. Tujuan awal saya sudah tercapai, naik kapal. Setelah ini mau ke mana masih bingung. Mau lanjut sampai Bangkalan ya kejauhan. Mau ke tempat lain juga tidak tahu. Akhirnya saya putar balilk dan mencari makan siang. Dapatlah mie ayam untuk makan siang kali ini.
Habis makan, saya kembali ke pelabuhan Kamal. Saya beli tiket dan dapetnya untuk keberangkatan pukul dua siang. Oke deh, emang mau kapan lagi, kapalnya cuma ada satu ini. Dari sini sudah dapat saya perkirakan kalau nanti pulangnya bakal kemalaman.
Sambil menunggu kapal datang, saya mampir warung kopi. Tentu saja untuk beli kopi dan numpang nge-charge ponsel dan power bank. Angin pantai ternyata lumayan sejuk, meski Madura ini panasnya terik. Waktu tak terasa berlalu, kapal pun datang. Mendekati pukul dua saya baru merapat dan naik ke kapal. Sama dengan waktu berangkat tadi. Saya masih merasa bahagia selama perjalanan di atas kapal ini.
Numpang nge-charge. |
Kamal, Madura. |
Tidak lama, tiga puluh menit kemudian kapal merapat di Pelabuhan Ujung lagi. Saya bergegas turun dan lanjut gowes pulang.
Waktu pulang ini sebenarnya saya berencana mau naik bus. Bus Surabaya yang ada rak sepedanya itu. Tapiii, gagal. Dulu, saya pernah naik bus begini dan bisa bawa sepeda di rak depan bus, tapi kali ini gak bisa. Sekitar satu jam saya menunggu di halte, saya hitung ada enam bus yang lewat dan berhenti. Tiga busa tanpa rak, tiga bus dengan rak terpasang di depan. Namun ketika saya tanyakan apakah bisa membawa sepeda, selalu dijawab rusak atau tidak ada pengaitnya. Tiga-tiganya selalu bilang gitu. Mungkin karena ini waktu sudah sore dan banyak penumang, mangkanya selalu ditolak. Atau mungkin beneran rusak? Kalau yang waktu sih kebetulan naiknya pas siang, tengah hari, jadi penumpang tidak sedang banyak-banyaknya.
Baiklah, saya melanjutkan gowes pulang sekitar pukul empat sore. Dengan estimasi waktu tempuh sekitar tiga jam seperti waktu berangkat tadi, kemungkin saya akan sampai rumah pukul tujuh malam. Itu pun kalau tidak berhenti. Padahal ada waktu ashar dan magrib yang mengharudkan berhenti. Belum lagi kalau lapar dan mau beli makan, ya harus berhenti juga dan itu pasti tidak sebentar. Perkiraan waktu sampai rumah sekitar pukul tujuh pasti tidak akan tercapai. Ya sudahlah, yang penting di jalani saja.
Selama gowes pulang ini saya berhenti beberapa kali termasuk untuk beli makan dan minum. Benar, sore sampai malam begini memang gelap, tapi enaknya gak kepanasan. Tahu sendiri Surabaya - Waru - Krian panasnya kayak apa. Ke Mojosarinya sih mendingan tapi agak nanjak. Waktu magrib saya baru sampai frontage road sekitaran Waru. Satu jam kemudian baru sampai Krian. Kemudian lanjut ke Mojosari yang jalanannya makin gelap, minim penerangan.
Setelah nguat-nguatin kaki akhirnya sampai juga saya di rumah pukul delapan lewat belasan menit, Alhamdulillah... Smapai rumah langsung mandi dan menulis diary ini, hihihi...
Comments
Post a Comment