Hari ini saya gowes di sekitar Mojokerto saja. Berangkat sudah agak siang, hampir pukul sembilan pagi. Sekitar satu jam kemudian saya sampai di Gapura Wringinlawang waktu sedang panas-panasnya. Untung ada pohon untuk berteduh dan sesekali angin berhembus.
Gapura Wringinlawang adalah sebuah gapura peninggalan kerajaan Majapahit dari abad ke-14, sudah lama juga ya? Gapura ini diyakini merupakan pintu gerbang menuju bangunan penting di masa itu. Meilhat bentuknya yang megah sih saya percaya aja. Gapura ini mudah diakses karena letaknya yang dekat dengan jalan Nasioan Mojokerto-Jombang. Mungkin gak sampai 100 m dari jalan utama itu.
Gowes ke Gapura Wringinlawang. |
Setelah duduk-duduk agak lama dan ngemil biskuit yang saya kantongin, saya lanjut gowes. Tengah hari panas-panas saya gowes menuju kotanya Mojokerto. Saya mau jajan. Setelah muter-muter, tepatnya di jl. Mojopahit saya ketemu penjual bakwan. Mampirlah saya, pesan satu mangkok.
Bakwan ini dulunya saya kira makanan semacam gorengan atau lauk, tapi ternyata lebih mirip bakso. Disajikan dalam satu mangkok dengan pentol dan kuah. Cuma bedanya bakwan ini kayak lebih banyak gorengan-kering dan tahu goreng yang biasa ada di bakso tapi isian dalamnya lembek dan ada potongan sayur dan bawang. Mungkin itu yang bikin beda. Kuah dan lainnya pun rasanya mirip bakso.
Gowes pulang siang hari memang melelahkan, ditambah lagi panas terik matahari. Untungnya sepanjang ruas jalan dari Mojokerto sampai ke Mojosari ini banyak pohon peneduhnya. Ya meskipun tidak merata tapi ini lumayan bikin adem. Paling tidak ada tempat untuk berhenti neduh buat istirahat.
Sampai di Mojosari saya sempat mampir untuk beli es jeruk peras. Saya pesan ke penjualnya untuk langsung diwadahi ke botol yang biasa ada di sepeda. Es jaruk yang segar sekali. Sampai rumah sekitar pukul setengah dua. Capek sih, tapi happy...
Comments
Post a Comment