Cerita ini berawal dari keinginan gowes agak jauh ke luar kota. Saya tinggal di Mojokerto, Jawa Timur tapi rasa-rasanya belum pernah gowes ke Surabaya. Hmm, sepertinya menarik kalau bisa gowes ke Surabaya. Akhirnya setelah memantapkan niat dan mental, saya berangkat gowes ke Surabaya. Saya berangkat dari rumah pukul tujuh pagi. Jam segini sebenarnya sudah terlalu siang bagi kebanyakan goweser antar kota. Tapi, tidak apa lah, saya harus menyempatkan sarapan dulu sebelum berangkat. Karena gowes kali akan menjadi gowes yang melelahkan. Jadi, perut harus diisi dulu sebelum berangkat, perut adalah sumber energi.
Gowes ke Kota Lama Surabaya. Zona Eropa. |
Seperti yang sudah saya perkirakan, sekitar pukul sembilan saya sudah sampai Waru. Selepas melewati Cito, saya berhenti agak lama di pinggir jalan, duduk-duduk di trotoar. Saya istirahat agak lama untuk minum lagi dan foto-foto. Sampai sini masih belum terasa capek.
Saya lanjut gowes dan akhirnya pukul sepuluh sampai di Kota Lama Surabaya. Ya, tujuan saya gowes ke Surabaya adalah ke tempat ini. Tempat ini baru direnovasi dan direvitalisasi setahun terakhir. Kini bangunan di area Kota Lama Surabaya lebih rapih dan menjadi tempat wisata.
Peta Kota Lama Surabaya menunjukkan gedung-gedung bersejarah dan jalan yang bisa dilewati hanya dengan berjalan kaki. Di luar area ini sudah terlalu jauh kalau mau jalan kaki. |
Jembatan Merah. Jembatan dengan banyak sejarah di Kota Lama Surabaya. |
Sebelum eksplor Kota Lama, saya berhenti istirahat agak lama di taman. Saya minum banyak air sambil mendinginkan kepala di bawah pepohonan dengan angin sepoi-sepoi. Surabaya panasnya lumayan. Untung di sini ada banyak pohon.
Setelah dirasa cukup istirahat, saya lanjut gowese eksplor Kota Lama Surabaya. Saya mulai memutari bangunan-bangunan di Kota Lama. Di taman tempat saya berisitirahat, terdapat peta area Kota Lama, terpampang jalan-jalan mana saja yang bisa dilewati untuk eksplor Kota Lama. Mengunjungi bangunan yang telah dipugar.
Kota Lama Surabaya dibandingkan dengan Kota Lama Semarang dan Kota Tua Jakarta. Pengembangannya masih sangat sempit, hanya pada bangunan-bangunan utama yang selama ini memang masih beroperasi, taman dan pedestrian. Masih mempunyai potensi pengembangan yang lebih luas karena areanya memang sangat luas. Area pemukiman sempitnya bisa dikelola seperti Malaka di Malaysia. Ada Kali Mas, bisa dijadikan kapal wisata sungai (angkutan umum) seperti Melaka River Cruise. Semoga saja visi pemangku kebijakan ke depan bisa melihat ke sana.
![]() |
Gapura Kya-kya, pintu masuk ke Zona Pecinan. |
![]() |
Lukisan di tembok / Mural. Mengingatkan saya dengagn bangunan lawas di Melaka yang juga dilukis warna-warni. |
Kota Lama Surabaya dibagi tiga zona; yaitu Zona Eropa, Zona Arab, dan Zona Pecinan. Yang baru-baru ini mendapatkan renovasi besar-besaran adalah Zona Eropa. Di Zona Eropa ada banyak bangunan lawas peninggalan Belanda. Yang baru saya kunjungi adalah Zona Eropa. Lalu ada Zona Arab, yang masuk area ini adalah Makam Sunan Ampel dan sekitarnya. Saya tidak lanjut gowes ke sana. Dan area terakhir adalah Zona Pecinan. Area ini banyak toko berderet, sejak dari zaman dulu hingga kini banyak toko di Zona Pecinan dikelola oleh keturuna cina. Itulah kenapa area ini disebut zona pecinan. Saya lanjut Gowes ke Zona Pecinan. Menurut beberapa sumber di internet yang saya baca, pembagian zona ini dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hal ini sengaja dilakukan untuk memisahkan etnis agar tidak berbaur dan bersatu sehingga mudah dikontrol.
Semakin dekat dengan rumah. Tampak Gunung Penanggungan di kejauhan. Seperti yang telah saya rencanakan, saya bisa sampai rumah sebelum petang. |
Hari semakin siang, saya tidak bisa berlama-lama di Kota Lama Surabaya. Karena jika tidak segera pulang, bisa-bisa saya sampai rumah kemalaman. Pada akhirnya meski siang di Surabaya terasa panas, saya pulang. Sesuai dengan rencana awal, saya sampai rumah lagi pukul setengah lima sore. Itu pun juga sambil naik bus. Hah, bawa sepeda tapi naik bus, gimana caranya? Saya ceritakan di posting berbeda. Karena disambung naik bus ini, pulangnya saya bisa banyak berhenti untuk istirahat, beli minum dan makan.
Comments
Post a Comment