Cerita lain waktu Saya ke Kalimantan tahun kemarin, selain ke Kuala Kapuas (karena memang tujuannya ke sana) Saya juga ke Banjarbaru. Nah waktu ke Banjarbaru ini Saya bersama teman-teman mampir ke Pasar Terapung Lok Baintan. Pasar terapung ini cukup terkenal dan populer di kalangan traveler, selain itu di pasar ini juga dulunya sempat menjadi tempat yang ikonik untuk salah satu televisi swasta di Indonesia.
Pasar Terapung Lok Baintan ini terletak di Sungai Martapura yang membelah kota Banjarmasin. Dulu waktu ke sana Saya naik mobil kemudian berhenti di satu tempat (lupa namanya) untuk kemudian melanjutkan naik perahu motor dari dermaga di tempat ini. Dari situ Saya diantarkan sampai ke Pasar Terapung Lok Baintan.
Ketika sampai di Pasar Terapung Lok Baintan, apa lagi yang akan Saya lakukan kalau tidak foto-foto. Ah, tapi sayangnya waktu itu Saya ke sana sudah kesiangan, kira-kira pukul delapan pagi, banyak pedagang yang sudah pulang, Saya kebagian sisa-sisanya saja.
Selain motret tentu saja Saya bikin video pendek di sana, karena tidak ada persiapan jadinya ya apa adanya saja.
Ada satu kejadian menegangkan waktu di sana. Selain bawa kamera dan ponsel, Saya juga bawa drone, iya walau drone mainan macam DJI Tello, tapi Saya senang bisa menerbangkan di sana, meski ini dapet dari pinjaman punya teman. Dan ini adalah awal-awal pengalaman Saya menerbangkan drone. Dengan antusian Saya menerbangkan drone, lepas landas dari atap perahu, kemudian mondar-mandir di atas sungai melewati kepala para pedagang. Saya cukup excited awalnya. Drone ini tidak punya waktu terbang yang lama, karena batrainya kecil, kira-kira delapan menit saja. Namun Saya sudah senang, dua kali terbang kemudian mendarat.
Karena merasa mampu mengendalikan drone, Saya terbangkan lagi untuk mengambil gambar lagi, meski iseng Saya ingin mengambil gambar dengan angle dan jarak yang agak jauh. Di sinilah momen menegangkan terjadi. Waktu drone Saya terbangkan agak jauh, tiba-tiba lost signal (padahal juga tidak terlalu jauh, masih terlihat mata dan terdengar putaran propelernya), dan ini yang membuat Saya panik. Takut drone nyemplun ke air, ketika sudah mendapat sinyal lagi, Saya berusaha mendekatan drone ke perahu, tapi rasanya kok susah sekali. Semakin panik, Saya berusaha menguasai diri dan tetap fokus. Alangkah baiknya jika Saya menjauhkan drone dari atas air, Saya menggeser posisinya ke atas daratan. Batrai semakin menipis. Karena-tergesa-gesa drone menyerempet dedaunan dan jatuh. Dari atas perahu Saya lihat drone jatuh di tanah, tapi entah di mana. Saya meminta nahkoda perahu untuk menepi agar bisa mengambil drone.
Beruntun drone jatuh di tanah yang lunak sehingga tidak sampai menghancurkannya. Tapi tunggu, ke mana propeler satunya? setelah dicari-cari ternya tidak ketemu, akhirnya ikhlaskan saja, hilang.
Pulang dari sana Saya belajar satu hal selain menerbangkan drone, yaitu untuk tidak sombong, merasa sudah bisa dan mencoba memaksa sampai batas. Sisa waktu terbang dengan sisa daya batrai sebenarnya tidak banyak, dengan perkiraan itu Saya kira masih bisa terbang sekali lagi, tapi hal yang tak terduga terjadi. Seharusnya Saya lebih hati-hati.
Siang itu Saya pulang dari Pasar Terapung Lok Baintan beriringan dengan para pedagang yang juga mau pulang. Dan Pasar Terapung Lok Baintan sudah bubar meski belum terlalu siang.
Pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan. |
Pasar Terapung Lok Baintan ini terletak di Sungai Martapura yang membelah kota Banjarmasin. Dulu waktu ke sana Saya naik mobil kemudian berhenti di satu tempat (lupa namanya) untuk kemudian melanjutkan naik perahu motor dari dermaga di tempat ini. Dari situ Saya diantarkan sampai ke Pasar Terapung Lok Baintan.
Ketika sampai di Pasar Terapung Lok Baintan, apa lagi yang akan Saya lakukan kalau tidak foto-foto. Ah, tapi sayangnya waktu itu Saya ke sana sudah kesiangan, kira-kira pukul delapan pagi, banyak pedagang yang sudah pulang, Saya kebagian sisa-sisanya saja.
Selain motret tentu saja Saya bikin video pendek di sana, karena tidak ada persiapan jadinya ya apa adanya saja.
Sunga Martapura, menuju ke Pasar Terapung Lok Baintan. |
Aktifitas perdagangan di Pasar Terapung Lok Baintan. |
Ada satu kejadian menegangkan waktu di sana. Selain bawa kamera dan ponsel, Saya juga bawa drone, iya walau drone mainan macam DJI Tello, tapi Saya senang bisa menerbangkan di sana, meski ini dapet dari pinjaman punya teman. Dan ini adalah awal-awal pengalaman Saya menerbangkan drone. Dengan antusian Saya menerbangkan drone, lepas landas dari atap perahu, kemudian mondar-mandir di atas sungai melewati kepala para pedagang. Saya cukup excited awalnya. Drone ini tidak punya waktu terbang yang lama, karena batrainya kecil, kira-kira delapan menit saja. Namun Saya sudah senang, dua kali terbang kemudian mendarat.
Karena merasa mampu mengendalikan drone, Saya terbangkan lagi untuk mengambil gambar lagi, meski iseng Saya ingin mengambil gambar dengan angle dan jarak yang agak jauh. Di sinilah momen menegangkan terjadi. Waktu drone Saya terbangkan agak jauh, tiba-tiba lost signal (padahal juga tidak terlalu jauh, masih terlihat mata dan terdengar putaran propelernya), dan ini yang membuat Saya panik. Takut drone nyemplun ke air, ketika sudah mendapat sinyal lagi, Saya berusaha mendekatan drone ke perahu, tapi rasanya kok susah sekali. Semakin panik, Saya berusaha menguasai diri dan tetap fokus. Alangkah baiknya jika Saya menjauhkan drone dari atas air, Saya menggeser posisinya ke atas daratan. Batrai semakin menipis. Karena-tergesa-gesa drone menyerempet dedaunan dan jatuh. Dari atas perahu Saya lihat drone jatuh di tanah, tapi entah di mana. Saya meminta nahkoda perahu untuk menepi agar bisa mengambil drone.
Beruntun drone jatuh di tanah yang lunak sehingga tidak sampai menghancurkannya. Tapi tunggu, ke mana propeler satunya? setelah dicari-cari ternya tidak ketemu, akhirnya ikhlaskan saja, hilang.
Siang itu Saya pulang dari Pasar Terapung Lok Baintan beriringan dengan para pedagang yang juga mau pulang. Dan Pasar Terapung Lok Baintan sudah bubar meski belum terlalu siang.
Comments
Post a Comment