Subscribe

Popular Posts

Flickr Images

Like us on Facebook

Skip to main content

Catatan Harian Gowes : Durenan

 Masih di Trenggalek dengan sepeda pinjaman, saya gowes ke sekitaran Durenan. Berangkat sebelum ashar, rute yang saya ambil melewati Gandusari ke arah timur. Jalan yang saya lewati relatif lengang, ramai pun tidak ada kendaraan macam truk besar di sini. Maklum ini jalan kampung, semacam jalan antar kecamatan. Saya gowes ke arah pogalan dengan sungai di sisi jalan. Beberapa kali berhenti di sawah yang tampak lapang untuk foto-foto.

Sesampainya di perempatan Kedunglurah, Pogalan, saya harus berhenti karena ada lampu merah. Setelah menunggu, lampu berganti hijau, saya lanjut gowes, belok kanan ke arah Durenan. Kali ini saya berada di jalan utama Trenggalek, yang terhubung dengan Tulungagung. Ya, ini jalan nasional. Tetap saja di sini sedikit lalu-lalang kendaraan besar, tapi tetap harus hati-hati. 

Gowes sore yang menyenangkan.

Sebelum sampai pertigaan Durenan saya belok kanan. Ada satu jalan yang ingin saya kunjungi. Tiap kali saya ke Trenggalek lewat jalan utama yang baru saya lewati, ketika menoleh ke sisi jalan ada jalan lurus yang sepertinya menarik untuk dikunjungi. Ada pepohonan berjajar di tepi jalan yang menaungi. Sebenarnya ini jalan biasa saja, tapi anehnya saya tertarik untuk mampir gowes.

Seperti yang saya bilang sebelumnya. Ini jalan biasa yang lurus dengan pohon berjajar sepanjang jalan. Pandangan luas karena persawahan di sini juga lumayan luas. Apalagi waktu ke sini bertepatan dengan langit yang cerah. Bikin makin terasa kayak sedang liburan.

Setelah puas berfoto di jalan ini, saya lanjut gowes. Sepertinya ini sudah titik terjauh jadi saya gowesnya kembali pulang. Mengingat hari juga semakin sore.

Di tepi jalan di Sukorame.

Sawah dengan pemandangan yang luas di Melis, ditambah lagi dengan bukit di kejauhan yang sebenarnya tidak terlalu jauh.

Jembatan Widoro. Memandangi jembatan ini terasa seperti sedang bernostalgia. Seolah-olah sedang berada di era 80-an, padahal di tahun itu saya belum lahir.

Sampai di tujuan, jalan ini menurut saya indah sekali. Berada di sekitaran Durenan. Memotret orang lewat.

Memotret sepeda sendiri di jalan yang lurus.

Di jalan pulang saya mencoba mengambil jalan yang berbeda dari waktu berangkat tadi. Kali ini saya akan lewat jalan kampung yang beneran kampung.

Pemberhentian saya berikutnya adalah Alun-alun Ngadirejo. Sebuah taman di desa yang diberi nama alun-alun, entah untuk apa, mungkin dengan maksug taman ini agar menjadi tempat berkumpul warag. Betul saja, tadi waktu saya mampir sedang ada adu burung kicau, entah itu sedang lomba apa hanya ajang pamer saja. Tapi ada banyak juga orang yang datang bawa burung mereka.

Burung-burung di dalam sangkar yang giat berkicau.

Mampir di Alun-alun Ngadirejo.

Tidak lama saya lanjut gowes, masih melewati jalan yang berbeda dengan waktu berangkat. Sampai tibalah saya di Dam Widoro. Di sinilah saya kembali bertemu dengan jalan yang tadi saya lewati waktu berangkat. Rencana saya mau langsung pulang tapi tunggu sebentar. Di bantaran kali di Dam Widoro ini kalau sore bagus juga buat nongkrong. Dan ternyata memang sedang ada muda-mudi yang sedang nongkrong. Sepertinya ini memang tempat yang biasa buat berkumpul waktu sore. Ada juga penjual jajanan dan minuman instan di sini.

Dam Widoro masih satu area dengan Jembatan Widoro.

Dam Widoro adalah tempat terakhir yang saya hampiri waktu gowes kali ini. Setelah berhenti sebentar untuk berfoto, saya bergegas pulang.

Comments