Ya awalnya sih gak menadak, namanya camping pasti juga butuh persiapan. Tapi tujuannya yang tiba-tiba berubah di tengah jalan. Seperti biasa, sebelum camping, saya melakukan persiapan yang harus dilakukan. Menyiapkan tenda, alat masak, kompor dan tentu saja logistik. Oh ya kali ini saya camping tidak sendirian, saya akan camping bersama teman-teman saya.
Di hari yang sudah kami sepakati untuk camping bersama, kami berangkat sore menjelang magrib dengan tujuan Bukit Krapyak. Ya, tujuan kami untuk camping awalnya adalah Bukit Krapyak. Segala peralatan camping, logistik dan mental dipersiapkan untuk hiking sebentar ke Bukit Krapyak. Bukit Krapyak ini memang camping ground yang mengharuskan hiking sebentar sebelum bisa membuka tenda, masak, lalu makan-makan.
Akhirnya camping di Indreng Genitri, camping ground di Pacet yang murah dan ternyata nyaman dengan fasilitas yang memadai. |
Waktu itu, pukul tujuh malam kami sampai di parkiran paling atas. Sepi, kami kira bakal ramai orang karena sedang long weekend. Setelah parkir, ngobrol sebentar dengan penjaga parkir, kami memualai perjalanan mebuju Bukit Krapyak.
Sebelum keberangkatan ke Bukit Krapayk ini saya sempat menonton beberapa video camping dan review jalur menuju Bukit Krapyak. Dari video-video itu saya tahu kalau mau ke Bukit Krapyak harus trekking dulu melewati jalur dengan tangga bertingkat yang lumayan tinggi, tidak seberapa jauh sebenarnya, bahkan ada beberapa pemberhentian di setiap puluhan meter anak tangga. Berbekal pengetahuan dasar ini, saya memepersiapkan fisik dan mental untuk sedikit hiking.
Kembali ke cerita rencana camping di Bukit Krapyak yang batal. Setelah berjalan meninggalkan parkiran, kami menyusuri jalan landai sebentar kemudian bertemu dengan semcam pos loket pembayaran tiket, tapi waktu itu sedang tutup, mungkin karena sepi. Nah, setelah loket inilah tanjakan pertama dimulai. Ada puluhan anak tangga yang harus dilalui. Sampai pada tanah datar agak lapang yang pertama, kami berhenti agak lama untuk istirahat dan atur nafas. Di sinilah keputusan untuk camping di Bukit Krapyak dibicarakan lagi. Karena baru sampek sini saja nafas sudah ngos-ngoasan dan kaki mulai terasa capek gemeteran. Ya memang akibat jarang olahraga.
Agak lama kami mendiskusikan untuk membatalkan rencana camping di Bukit Krapyak dan rencana camping ground penggantinya. Belum selesai kami membahas camping ground pengganti, kami memutuskan untuk turun kembali. Kami kembali ke parkiran motor, mengambil motor dan berpamitan dengan penjaga parkiran. Hehehe, agak komedi memang, mau trekking malam-malam tapi batal.
Kami turun kembali, naik motor. Sampai bundaran Pacet kami berhenti lagi untuk rapat sebentar, sambil browsing di google maps, mencari alternatif pengganti tempat camping. Saya mencari camping ground mana yang masih di sekitaran Pacet yang murah, yang bisa langsung camping tanpa booking (karena belakangan bermunculan camping ground mewah yang harus booking dulu). Setelah browsing cepat saya dapatkan tempat yang awalnya saya ragukan, Indreng Genitri. Tapi demi bisa camping malam ini (ya masak harus balik pulang) saya bersama teman-teman berangkat menuju camping ground Indreng Genitri.
Nah, mulai paragraf inilah cerita camping di Indreng Genitri dimulai. Saat itu kami sampai di Indreng Genitri sekitar pukul delapan lewat. Sesampainya di sana kami langsung bertemu dengan penjaga parkir sekalikus penjaga buku tamu, kepada beliau ini jugalah ongkos menginap dibayarkan, kalau tidak salah ingat, biaya untuk menginap di Indreng Genitri semalam adalah Rp. 15.000 per orang dan Rp. 5.000 untuk parkir motor. Kalau mobil kurang paham ya karena saya bawa motor dan waktu itu tidak tanya. Setelah mengisi buku tamu dengan identitas diri dan nopol kendaraan, kami diarahkan menuju di mana saja tempat yang boleh digunakan untuk camping, karena malam itu, meskipun camping groundnya luas, hampir separuhnya sedang diokupansi oleh serombongan anak pramuka, jadi kami camping agak naik ke atas dikit. Ke tempat yang agak sepi biar gak brisik (syukurnya mereka gak berisik).
Malam itu cerah, tidak ada grimis apalagi hujan, Saya mendirikan tenda hanya untuk tidur saja. Waktu itu saya membawa dua tenda, satu tenda doom dan satunya lagi fly sheet. Tenda doom untuk tidur, fly sheet untuk masak-masak.
Oh ya, untuk informasi lokasi, Indreng Genitri ini terletak di desa Claket. Dari jalan raya Pacet - Trawas, masuk ke jalan arah sumber panas yang dari timutr, tahu kan itu yang mana, yang searah dengan jalan ke pos perijinan pendakian gunung Pundak. Nah Indreng Genitri itu berada di tikungan pertema setelah masuk dari jalan raya, tempatnya mudah ditemukan.
Sambil bercengkrama, kami masak makan malam, mie gorang yang dimasak bersama sayuran, jadinya mie kuah. Masakan sederhana tapi kalau dimasak di camping ground terasa berbeda, apalagi kalau sebelum camping harus hiking dulu, wuaah bisa lebih nikmati itu. Tapi di Indreng Genitri ini bisa camping tanpa harus hiking.
Malam berlalu begitu cepat, setelah kecapekan batal camping di Bukit Krapyak kemudian harus cari camping ground pengganti, tiba-tiba sudah malam saja. Setelah sikat gigi saya tidur.
Paginya, seperti kebiasaan di tempat camping, kami bermalas-malasan sebentar di depan tenda sambil menghirup udara pagi dan memeluk selimut. Tidak berapa lama perut saya sedikit bergejolak, sebelum terlalu parah saya bergegas ke toilet. Hmm, toiletnya cukup bersih untuk “berkontemplasi” di pagi hari. Airnya mengalir lancar, tidak kurang untuk sekedar cebok dan memastikan toilet tetap bersih. Setelah cuci muka saya kembali ke tenda.
Aktifitas pagi tentu saja kami isi dengan masak-masak makan-makan. |
Seperti yang sudah ditebak dalam benak setiap orang yang sering camping, kegiatan pagi di tempat camping tidak jauh-jauh dari memasak, bikin teh dan kopi, melamun, dan duduk-duduk saja. Makanan pagi ini tidak beda dari makanan semalam. Mie instan dengan teokpokki dan bumbu yang pedas.
Rupanya, waktu yang menyenangkan itu memang cepat berlalu, baru selesai makan dan lanjut foto-foto di sekitaran camping ground hari sudah siang saja. Matahari tidak terasa terik karena tertutupi pepohonan pinus.
Malam camping yang serba dadakan kami lewati dengan menyenangkan. Setelah merapihkan alat masak dan beberes tenda, kami pulang.
Comments
Post a Comment