Beberapa hari yang lalu, pas kebetulan ada hari libur nasional. Meski hanya beberapa hari. Saya sempatkan pulang ke rumah dari luar kota tempat saya selaa ini menimba ilmu. Di rumah, sempat kebingungan mau ngapain, karena tidak ada teman. Saya butuh teman untuk sekedar bercanda. Saya hubungi satu per satu teman masa sekolah dulu. Males juga kalo harus sendirian di rumah.
Teman-teman masa sekolah dulu banyak yang tidak bisa diajak ketemuan. Ternya mereka sudah pada sibuk semua. Mereka Sibuk dengan urusannya masing-masing. Yang kuliah, meski sedang libur, ada yang tidak pulang. Mereka memilih untuk tetap di sana dengan berbagai alasan. Kalau pun ada yang pulang ke rumah, mereka tetap susah untuk diajak ketemuan, juga dengan berbagai alasan.
Yang sudah bekerja, sudah pasti mereka tidak boleh diganggu. Bahkan, ada teman yang sudah berumah tangga. Canggung rasanya kalo harus mengajak mereka ketemuan. Akhirnya, setelah menghubungi mereka, ada juga teman yang sedang libur dan bisa diajak ketemuan.
Setelah mengkonfirmasi kalo saya akan ke rumahnya, saya langsung berenagkat.
Di sana, di rumahnya, kita hanya bergurau saja. Ngobrol hal-hal yang tidak penting. Memang inilah tujuan dari pertemuan ini.
Sekian lama ngobrol dan bergurau. Bosan juga kalo di rumah terus. Akhirnya kami sepakat untuk ke luar. Pergi keliling kota.
Pertama, setelah muter-muter gak jelas. Kami mampir ke warung mie ayam. Ngapain? ya makan mie ayam. Di warung itu, kami masing-masing memesan satu porsi mie ayam dan satu gelas es teh.
Mie ayamnya enak sekali. Agar mienya lebih sesuai selera, saya menambahkan kecap dan beberapa sendok sambal. Pengennya lebih banyak sambal, biar lebih terasa pedasnya, tapi saya sendiri ragu kalo ingat pengalaman memprihatinkan dulu.
Setelah menyantap habis mie ayam. Saya minum es teh yang sudah dingin sedari tadi. Rasanya, segar sekali. Nikmat sekali hari ini.
Setelah puas menghabiskan seporsi mie ayam dan segelas es teh. kami bergegas keluar dari warung dan kembali muter-muter gak jelas di tengah kota.
Mungkin karena terlalu lama muter-muter di kota yang panas. Tenggorokan rasanya kering. Pengen minum es lagi. Yang banyak sekali.
Akhirnya, kami temukan penjual es cincau di pinggir jalan. Kami mampir, terus beli, dan minumlah kami. Makin nikmat saja rasanya hari ini.
Es Cincau |
Puas menikmati es cincau, kami melanjutkan perjalanan yang masih gak jelas ini. Baru sekitar empat kilo meter kami berjalan. Kami menjumpai Penjual es sari tebu di pinggir jalan. Melihat penjualnya menuangkan sari tebu ke dalam gelas membuat saya tergoda. Saya pun mampir, tidak peduli teman saya masih mau minum es lagi atau tidak.
Es Sari Tebu |
Glenyer, terasa es sari tebu membanjiri tenggorkoan saya. Dingin sekali ditambah manisnya es tebu ini. Manis yang murni, tanpa pemanis buatan. Ternyata, teman saya tampak lebih menikmati dari pada saya.
Puas sekali dengan beberapa gelas es hari ini. |
Alhamdulillah, sampai hari ini masih bisa menikmati anugerah Illahi.
Comments
Post a Comment