Setelah semua persiapan terpenuhi, saya siap untuk berangkat. Rencana awal sih berangkat barengan anak GG naik kereta api, jadi sebelum ke stsiun saya mampir dulu ke base camp GG di Polinema. Kamis siang, 24 November 2011, Sejarah baru dalam hidupku akan segera dimulai.
Siang itu juga kami akan berangkat ke Jember. Di GG saya tanyakan kapan kita akan berangkat ke stasiun, mereka jawab "nanti jam setengah tiga" atau lebih tepatnya 14.30. Baiklah kalo begtu masih bisa nyantai dan bergurau dulu di sini.
Saking asyiknya, nggak berasa tiba-tiba sudah hampir jam setengah tiga. Saya cek di jam ponsel saya sudah jam 14.25 WIB. Lima menit sebelum keberangkatan kereta. Kita langsung berangkat ke stasiun Kota Baru, Malang. Sampai di sana kami beretemu dengan Jumbleng, anak KE (Kepak Elang) yang juga akan ke Jember. Kami ketemu dia di depan stasiun, katanya dia nggak jadi naik kereta karena kehabisan tiket. Terus kami ngobrol sebentar. Beberapa saat kemudian saya masuk ke dalam peron. Sebelum masuk, saya harus melewati pemeriksaan tiket. Setiap tiket diperiksa oleh petugas stasiun. Ketika memeriksa tiket kami, petugas stasiun bilang "lhoh dek, kereta Tawangalun sudah berangkat, sudah jam berapa ini..."
Waduh, ternyata kita salah. Kirain jadwal keberangkatan kereta akan molor seperti dulu, ternyata sekarang sudah tidak lagi. Jadwal keberangkatan kereta benar-benar tepat waktu.
Saya hanya bisa pasrah, kereta nggak mungkin dikejar. Saya lihat jam di ponsel saya, ternyata sudah jam 14.40. Saya sudah telat 10 menit. Tiket kereta yang sudah dibeli jadi sia-sia. Kemudian kami keluar stasiun dan kami putuskan akan berangkat ke Jember dengan naik bus.
Jika naik bus, kita harus ke Terminal Arjosari. Untuk mencapai sana kami harus naik angkot. Sampai di terminal kami bertemu dengan teman-teman yang tadi tidak jadi naik kereta. Jadilah kami semua naik bus ke Jember. Sore itu juga kami berangkat dengan membayar karcis ke pak kondektur seharga Rp. 28.000 ,- lebih mahal 10.000 dibandingkan dengan tiket kereta. Tapi ya sydahlah, dari pada tidak jadi berangkat.
Perjalanan dari Malang ke Jember cukup jauh, entah kapan kami sampai di sana. Yang jelas, pasti malam kami baru sampai.
Setelah sekitar enam jam duduk manis di dalam bus, akhirnya kami sampai juga di Jember. Kota yang sama sekali belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Di sini kami turun di terminal kemudian melanjutkan perjalanan ke kota dengan naik angkot.
Sampai di kota, kami ke Palapa, Mapalanya Fakultas Mipa Unej. Di sana kami disambut dengan meriah. Senang rasanya.
Rencananya kami mau bermalam disini dan baru berangkat besok pagi. Tapi tengah malam kami dijemput oleh panitia dan langsung dibawa ke kantor Balai Taman Nasional Meru Betiri. Di sana saya bertemu dengan Wilbertus Sado, dari Mapalipma, yang sudah hadir lebih awal dari kami. Akhirnya, malam itu kami menginap di BTNMB.
Siang itu juga kami akan berangkat ke Jember. Di GG saya tanyakan kapan kita akan berangkat ke stasiun, mereka jawab "nanti jam setengah tiga" atau lebih tepatnya 14.30. Baiklah kalo begtu masih bisa nyantai dan bergurau dulu di sini.
Saking asyiknya, nggak berasa tiba-tiba sudah hampir jam setengah tiga. Saya cek di jam ponsel saya sudah jam 14.25 WIB. Lima menit sebelum keberangkatan kereta. Kita langsung berangkat ke stasiun Kota Baru, Malang. Sampai di sana kami beretemu dengan Jumbleng, anak KE (Kepak Elang) yang juga akan ke Jember. Kami ketemu dia di depan stasiun, katanya dia nggak jadi naik kereta karena kehabisan tiket. Terus kami ngobrol sebentar. Beberapa saat kemudian saya masuk ke dalam peron. Sebelum masuk, saya harus melewati pemeriksaan tiket. Setiap tiket diperiksa oleh petugas stasiun. Ketika memeriksa tiket kami, petugas stasiun bilang "lhoh dek, kereta Tawangalun sudah berangkat, sudah jam berapa ini..."
Waduh, ternyata kita salah. Kirain jadwal keberangkatan kereta akan molor seperti dulu, ternyata sekarang sudah tidak lagi. Jadwal keberangkatan kereta benar-benar tepat waktu.
Saya hanya bisa pasrah, kereta nggak mungkin dikejar. Saya lihat jam di ponsel saya, ternyata sudah jam 14.40. Saya sudah telat 10 menit. Tiket kereta yang sudah dibeli jadi sia-sia. Kemudian kami keluar stasiun dan kami putuskan akan berangkat ke Jember dengan naik bus.
Jika naik bus, kita harus ke Terminal Arjosari. Untuk mencapai sana kami harus naik angkot. Sampai di terminal kami bertemu dengan teman-teman yang tadi tidak jadi naik kereta. Jadilah kami semua naik bus ke Jember. Sore itu juga kami berangkat dengan membayar karcis ke pak kondektur seharga Rp. 28.000 ,- lebih mahal 10.000 dibandingkan dengan tiket kereta. Tapi ya sydahlah, dari pada tidak jadi berangkat.
Perjalanan dari Malang ke Jember cukup jauh, entah kapan kami sampai di sana. Yang jelas, pasti malam kami baru sampai.
Setelah sekitar enam jam duduk manis di dalam bus, akhirnya kami sampai juga di Jember. Kota yang sama sekali belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Di sini kami turun di terminal kemudian melanjutkan perjalanan ke kota dengan naik angkot.
Sampai di kota, kami ke Palapa, Mapalanya Fakultas Mipa Unej. Di sana kami disambut dengan meriah. Senang rasanya.
Rencananya kami mau bermalam disini dan baru berangkat besok pagi. Tapi tengah malam kami dijemput oleh panitia dan langsung dibawa ke kantor Balai Taman Nasional Meru Betiri. Di sana saya bertemu dengan Wilbertus Sado, dari Mapalipma, yang sudah hadir lebih awal dari kami. Akhirnya, malam itu kami menginap di BTNMB.
Comments
Post a Comment