Subscribe

Popular Posts

Flickr Images

Like us on Facebook

Skip to main content

Satu Sore di Banyuwangi Mengelilingi Pantai Tidak Populer

Punya sedikit waktu luang menjelang sore tapi tidak tahu mau melakukan apa lagi. Membuat Saya memutuskan untuk menstarter motor pinjaman keluar ke mana saja. Sambil melajukan motor akhirnya Saya memutuskan untuk mengunjungi beberapa pantai yang bisa dibilang tidak populer di Banyuwangi. Pantai yang biasa-biasa saja dengan akses dan fasilitas seadanya.

Bersantai di tepi pantai.
Perjalanan pertama keluar agak sore, masih pukul setengah dua menjelajahi pantai-pantai tidak populer di Banyuwangi. Tapi pertama sebelum menuju ke pantai Saya baru ingat kalau tadi sebenarnya agak lapar. Saya mampir beli mie ayam seketemunya di jalan, mie ayam yang biasa saja tapi Saya bersyukur bisa menikmatinya apalagi sedang lapar seperti ini.

Setelah puas menyantap mie ayam, Saya melanjutkan petualangan dadakan ini ke Pulau Santen. Pulau yang terletak di sisi timur Banyuwangi. Sepenglihatan Saya, Pulau Santen ini lebih kayak delta di muara sungai sih dari pada sebuah pulau. Pulau ini mempunyai satu kampung. Kalau mau ke Pulau Santen lebih baik bawa motor atau gowes saja karena mobil hanya bisa sampai sebelum jembatan, ya karena jembatannya cuma muat dilewatin sepeda. Setelah menyebrangi jembatan dengan mangrove di kanan-kiri Sampean akan langsung sampai di Pantai Syariah, pantai yang dulu pernah viral dengan penataan ala-ala syar'i. Dengar-dengar pantai ini sengaja dibranding begitu untuk menarik perhatian rombongan Kerajaan Arab Saudi yang sedang liburan di Bali beberapa tahun yang lalu, lupa kejadiannya kapan. Sekarang pantai ini layaknya pantai-pantai lain di Banyuwangi.

Saya sendiri tidak mampir ke Pantai Syariah ini karena gak pengen aja. Saya lebih penasaran untuk ke Savana yang ada di sebelah selatan kampung. Jadi setelah melewati jembatan tadi, Saya belok kanan dan lanjut melewati perkampungan. Lurus saja mengikuti jalan yang ada sampai melewati semua perumahan warga. Setelah melewati kampung, sampailah Saya di padang rumput dengan pepohonan yang sejenis, membuatnya unik. Mungkin sebab itu dibilang Savana. Saya terus ke Selatan mejelajahi tanah lapang ini. Di seberang barat ada banyak tambak, bahkan sebagian tanah di Pulau Santen ini juga ada yang dijadikan tambak.

Sampai di ujung selatan hingga tidak ada jalan lagi untuk melanjutkan, Saya berhenti di tempat teduh untuk bersantai menikmati angin laut. Pantai dan Savananya banyak sampah berserakan yang sepertinya dari laut, bisa juga dari pengunjung yang ke sini, tapi Savana di Pulau Santen ini tidak ramai pengunjung.

Melihat tanah lapang dengan pepohonan yang rindang di tepi pantai membuat Saya membayangkan unutk camping di sini. Ya Savana di Pulau Santen ini sepertinya cocok untuk camping barang semalam. Memang tidak ada fasilitas di sini tapi anggap saja sedang ada di alam bebas.

Di sebelah Selatan Pulau Santen ini ada pantai lain yang membuat Saya ingin mungunjungi juga, namanya Pantai Hening. Di pantai ini memang benar-benar sepi seperti namanya. Memang agak jauh dari perkampungan. Untuk ke sana, dari Pulau Santen Saya kembali ke jalan waktu berangkat tadi, melewati jembatan kayu yang tadi juga. Kemudian memutar lewat jalan raya.

Berjalan di bibir pantai dengan sampah yang berserakan entah dari mana.

Teduh, spot yang cocok banget buat camping.

Pepohonan di Savana Pulau Santen.

Tampak Pulau Bali di seberang. Pulau Santan ini memang hanya dipisahkan Selat Bali.

Tidak seperti Savana di Pulau Santen yang cocok buat camping tapi tidak bisa dimasuki mobil. Pantai Hening bisa dibuat camping pakai mobil ala-ala campervan. Ada jalan dan jembatan yang cukup untuk dilalui mobil. Tapi kalau sudah sampai di pantai perhatikan juga pasir pantainya yang mungkin bisa menjebak roda.

Pasir di Pantai Hening, hati-hati kalau ke sini bawa kendaraan, pasirnya bisa menjebak.

Perahu nelayan di Pantai Hening.

Pantai Hening pantai yang sepi sekali.

Jalan menuju ke Pantai Hening, dari tempat ini sampean bebas mau pilih lewat yang mana. Karena ini tanah lapang, tapi juga pertimbangkan kemampuan kendaraan sampean. Karena kalau habis hujan banyak genangan dan becek.
 

Geser ke Selatan sedikit dari Pantai Hening ada Sobo Banyuwangi Beach, pantai juga. Tapi sayangnya waktu mau ke sana, jalan menuju ke pantai yang sedikit lagi sampai tergenang air setinggi as roda motor matic. Genangannya lumayan panjang, seperti banjir sampai menggenangi halaman rumah warga. Melihat kenyataan di depan mata ini Saya membatalkan untuk lanjut ke pantai karena motor yang Saya pakai motor pinjaman.

Jalan menuju Sobo Banyuwangi Beach yang tidak mungkin saya lewati dengan motor pinjaman dengan transmisi automatic yang posisi mesinnya rendah.

Ya dari pada mesin mati di tengah-tengah mending Saya putar balik saja.

Sebagian awal jalan yang sempat Saya lewati tapi akhirnya tidak Saya lanjutkan.

Saya beralih lagi ke pantai yang agak ke selatan sedikit, entah apa namanya. Pantainya ini ada muaranya. Di sini juga ada bangunan yang sudah tidak terpakai, atap dan pintunya copot semua. Di pantai ini ada banyak batu besar berwarna hitam seperti batu kali di pegunungan. Entah batu ini ada secara alami atau sengaja ditata di sana untuk memecah ombak. Saya tidak lama di pantai tanpa nama ini lalu meninggalkannya.


Pantai tanpa nama ini menjadi pantai paling selatan yang Saya kunjungi sore itu. Setelah itu Saya pindah lagi ke pantai yang ada di sebelah Utara Kota Banyuwangi. Enaknya kota yang tidak besar seperti Banyuwangi ini, dari ujung ke ujung tidak memakan waktu yang banyak. Tidak lama Saya pun sampai, Namanya Pantai Cacalan. Kalau mau masuk ke sini bayar ongkosnya Rp. 5.000 untuk satu orang dan satu motor, entah kalau berombongan dan bawa mobil. Ya mungkin tinggal dikalikan saja. Saya berada di pantai ini agak lama karena memang pantai ini menjadi jujugan terakhir sore itu, jadi Saya bersantai sambil menikmati hembusan angin dan suara deburan ombak agak lama.

Rumah bobrok di tepi pantai.
Sedikit grafiti di tembok.
Batu-batu di tepian pantai.

Lagi-lagi Pantai Cacalan ini menurut Saya adalah pantai yang biasa Saja. Tapi dibanding dengan pantai sebelumnya yang Saya kunjungi, Pantai Cacalan ini adalah pantai yang sengaja dibangun dan dikembangkan. Tampak ada banyak warung yang menjajakan makanan. Parkirannya juga luas. Toilet, mushola, tempat duduk juga ada. Bahkan ada tempat untuk bermain kano, tentu kanonya disewakan. Tempat bermain kano ini aman karena tidak berada di pantai yang menghadap ke Selat Bali. Ada semacam rawa mangrove yang dibersihkan sehingga bisa aman untuk main air.

Pantai Cacalan yang agak membosankan.

Sudut lain Pantai Cacalan yang menarik.

Bagaimana cerita perjalanan Saya? Kalau Saya sih menikmatinya. Meski diwaktu sore yang singkat Saya bisa mengunjungi beberapa pantai yang membuat Saya penasaran. Dari pengalaman ini membuat Saya terpikir untuk mengunjungi pantai-pantai tidak populer lainnya, siapa tahu bisa menemukan satu-dua hal yang unik dan menyenangkan.

Comments