Subscribe

Popular Posts

Flickr Images

Like us on Facebook

Skip to main content

Tiga Hari di Yogya ngapain aja? (part 1)

Pukul setengah empat pagi kereta yang membawa Saya sampai di stasiun Yogyakarta. Tepat waktu sesuai dengan yang tertera di tiket, begitu yang dibilang masinis melalui pengeras suara. Di depan stasiun sudah banyak orang menunggu jemputan atau menawarkan angkutan mulai dari konvensional hingga online yang mangkal agak jauh dari stasiun. Di sinilah pertama kali perasaan gak enak menghampiri. Tiba-tiba saja perut terasa mules, memang sudah kebiasaan pagi tapi juga tidak sepagi ini. Saya kebingungan mencari toilet, mungkin bila masih di dalam stasiun tidak akan secemas ini. Buru-buru Saya membuka aplikasi peta kemudian mencari SPBU terdekat dengan harapan ada toilet di sana. Dari tempat Saya berdiri, SPBU terdekat berjarak satu kilometer. Syukur di SPBU terdapat toilet dan inilah jujukan pertama Saya sesampainya di Yogya.
Parangtritis dari atas bukit Watugapit
Beres urusan rutin pagi hari, Saya berjalan menuju tugu ikonik di Yogya. Ya di sana Saya membuat janji bertemu dengan Izza biar mudah dijemputnya. I should mention her at the beginning because she gave me trouble at the end later. Pagi itu Yogya gerimis kemudian hujan deras, reda, kemudian hujan lagi. Setangah enam pagi kami baru bertemu, terlambat satu jam dari waktu yang direncanakan. Izza datang dengan motor dan balutan jas hujan. Dari sana kita mencari sarapan kemudian Saya antar dia pulang ke kosan yang katanya harus berangkat kerja pagi itu. Motornya saya bawa buat muter-muter entah ke mana saja sambil menunggu waktu check in hotel.

A post shared by Rijaalul Fattah (@rijaalfaa) on

Di tengah hujan deras Saya memelintir gas motor menuju Kaliurang, untuk apa? tentu saja untuk menghabiskan waktu. Sampai di Kaliurang pun Saya tidak tauh harus ke mana, satu-satunya rencana Saya ialah ke Museum Ulen Sentalu, tapi sepagi itu belum buka pastinya. Saya pun kembali ke kota, mampir SPBU menambah bahan bakar. Sampai Yogya lagi hujan sudah reda. Saya mampir apotek untuk beli Bodrex, jaga-jaga apabila terserang flu dan sakit kepala yang agak terasa pagi itu.

Masih pukul sepuluh pagi dan belum tahu harus kemana lagi untuk menghabiskan waktu ini. Mau check in juga masih nanti sore. Saya penasaran ada apa di selatan Yogya. Langit semakin cerah tidak ada salahnya mencoba ke sana sambil mengeringkan celana dan sepatu yang kuyup. Tidak sampai satu jam Saya telah sampai di Parangtritis. Saya tidak penasaran dengan pantainya karena sudah pernah ke sana, dulu waktu SMP. Di sebelah timur Parangtritis ada bukit, Saya naik ke sana, melihat panorama pantai dari atas. Ada juga orang yang sedang bermain para layang. Bukit ini ialah landasan terbangnya.
Malam pertama di Yogya.
Di Parangtritis cuaca cerah sekali, celana dan sepatu Saya sudah kering dan sebentar lagi waktu check in. Saya bergegas kembali ke kota. Check in di hotel kemudian istirahat dengan menenggak Bodrex untuk meredam lendir di hidung. Saya baru keluar saat malam hari, cari makan dan saya menemukan Nasi Gandul, asing dan penasaran karena belum mendengar sebelumnya. Rasanya tentu saja enak.

Sebenarnya selama di Yogya saya berencana keliling kota dengan berjalan kaki atau naik angkutan umum, atau sewa sepeda. Namun rencana itu harus Saya batalkan begitu saja. Karena ada Izza yang punya rencana lain katanya.
Taman Sari.
Candi Prambanan
Hari berikutnya Saya mulai dengan menjemput Izza untuk minta diantar jalan-jalan ke mana saja sekitaran kota menggunakan motor dia. Tapi dia minta untuk sewa mobil saja biar tidak kepanasan dan kehujanan, baiklah. Ongkos sewa dia yang tanggung, BBM jadi ursuan saya, begitu pembagiannya. Sebelum mengambil mobil kami sarapan Soto Bathok. Soto yang disajikan dalam mangkuk yang terbuat dari bathok kelapa. Porsinya tentu saja segitu. Pesan satu kurang, pesan dua ternyata kebanyakan. Seharian saya lalui dengan bahagia, berjalan-jalan ke Taman Sari yang sebelumnya nyasar dulu, kemudian Candi Prambanan, sore-sore makan es krim dan makan malam di Raminten. Pulang ke hotel larut malam untuk kemudian tidur dengan nyenyak.

Demikian kisah dua hari di Yogya, hari berikutnya lanjut di posting bagian dua.

Comments