Subscribe

Popular Posts

Flickr Images

Like us on Facebook

Skip to main content

Gowes Sebentar ke Pasar

Pagi ini saya mengeluarkan sepeda dari rumah, mengecek tekanan angin ban dan rem. Setelah memakai sepatu, saya mulai gowes. Pagi ini saya mau ke Pasar.
Tapi sebelum ke pasar saya mau muter-muter dulu, melewati sawah-sawah yang memisahkan kampung. Pagi ini udara terasa sejuk dan berkabut, sinar matahari samar-samar tertutup, entah ini kabut atau asap polusi pabrik. Begini memang kalau tinggal di kampung yang berubah menjadi kawasan industri. Susah membedakan antara kabut atau asap pabrik yang dilepas semalam. Saya lanjut gowes melewati sawah-sawah.

Mampir sebentar di Sawah.

Setelah pemandangan sawah silih berganti dengan perkampungan lalu sawah kemudian perkampungan lagi, saya sampai di jalan raya. Di jalan ini semua moda mendapatkan hak yang sama namun resiko yang berbeda. Mobil, truk, dan motor boleh melaju. Sepeda mengambil tepian masing-masin sisi. Jika saja terjadi kesilapan dan disambut kendaraan seberat dua ton, habislah usia kita. Kehati-hatian menjadi yang utama.

Sampailah saya di Pasar. Jalanan di pasar merambat pelan, mobil dan motor berjejal. Separuh badan jalan digunakan untuk parkir dan orang berjualan. Di jalanan pasar yang merambat ini saya merasa aman karena tidak ada yang kebut-kebutan tapi lama-lama jadi kesal juga karena harus berbaur dengan semburan knalpot yang menerpa muka.

Foto-foto ketika sampai di Pasar:

Di pasar saya mampir ke lapak penjual kopi, di sana kopi dijual dari biji-bijian sampai yang sudah digiling. Di sana juga ada mesin penggiling kopi. Saya membeli 250 gr kopi robusta lokal. Akhir-akhir ini harga kopi ikutan naik seperti sembako lainnya. Sepengalaman saya mencicipi kopi, saya lebih suka pahitnya robusta daripada arabika. Rasa-rasanya arabika lebih asam, pernah kejadian di saya esok pagi sehabis minum kopi arabika segelas kecil perut mules seharian, diare seharian. Keluar masuk WC seharian. Gara-gara itu juga saya menghindari arabika. Mungkin belum akrab saja dengan lambung.

Di perjalanan pulang dari beli kopi di pasar, saya mapir beli pentol untuk camilan sesampainya nanti di rumah.

Comments