Subscribe

Popular Posts

Flickr Images

Like us on Facebook

Skip to main content

Road trip Singkat ke Munjungan

 Pekan ini berkesempatan ke Trenggalek, kediaman mendiang kakek-nenek Saya. Selama di sana Saya selalu ingin untuk eksplorasi blakrakan. Dan kali ini yang menggoda Saya untuk dikunjungi adalah Munjungan.

Perahu nelayan bersandar di muara sungai di Munjungan.
 Kecamatan Munjungan letaknya ada di selatan Trenggalek, menghadap langsung ke Laut Jawa. Ya di Munjungan ada pantai yang menarik untuk dikunjungi. Hanya saja kali ini waktu Saya ke sana, Saya tidak ada niatan untuk main ke pantai, Saya hanya mau main ke Munjungan dan melihat sekilas apa yang ada di sana.

Mengenai jalan menuju ke Munjungan, jalan yang Saya tahu dan mungkin untuk lewati adalah yang melalui Kampak, Kecamatan terakhir sebelum Munjungan. Kalau berangkat dari Trenggalek, sepanjang perjalan dari kota sampai Kampak akan landai saja, setelah Kampak inilah yang tanjakan jalannya ekstrim. Bukan hanya satu atau dua tanjakan, tapi hampir sepanjang jalan dari Kampak sampai Munjungan penuh tanjakan dan turunan dengan tikungan patah. Ya di sini lah yang paling bikin deg-degan, ketika tanjakan panjang ditambah tikungan akan membuat kendaraan tidak bisa ancang-ancang. Jadi sebelum berangkat ke Munjungan, perhatikan kondisi kendaraan dengan baik terlebih dahulu, mobil maupun motor. Pastikan mesin dan remnya dalam kondisi prima. Saya kemarin ke sana naik motor matic, yang syukurnya selamat pulang dan pergi. Kemudian perhatikan juga kondisi si pengemudi, mulai kesehatan, skill, dan mental.

Mungkin Saya akan dibilang berlebihan karena menulis begini karena di luar sana mungkin sudah banyak pengendara motor maupun mobil yang merasa berpengalaman dengan jam terbang tinggi. Hati-hati jangan sombong, biasanya kesombongan awal mula celaka. Kenapa harus sehat? jelas kalau badan kurang sehat lebih baik jangan bepergian apalagi mengemudi kendaraan bermotor. Lalu kenapa juga harus punya skill? Setelah kondisi kendaraan yang prima, jika pengemudi tidak dibekali dengan keterampilan mengemudi yang mumpuni, khususnya melibas tanjakan, ya akan percuma bawa kendaraan yang mumpuni kalau gagal nanjak. Serem juga kalau sampai masuk jurang. Mungkin untuk warga sana ini hal yang biasa, tapi bagi yang belum pernah ke sana lebih baik berhati-hati. Lalu yang terakhir yakni soal mental, ya kalau gak berani mending gak usah mengemudi berangkat. Berkendara di jalan tidak boleh takut. Pun sebelum melewati tanjakan harus menata mental.

Cara lain untuk ke Munjungan selain mengendarai kendaraan pribadi, bisa ditempuh dengan naik angkutan umum. Kemarin beberapa kali Saya jumpai mobil van L300 berplat kuning yang tandanya kendaraan umum dipenuhi penumpang. Naik kendaraan ini mungkin lebih pasti sampai tujuan dengan selamat karena pengemudinya lebih berpengalaman.

Sampai di Munjungan setelah naik turun bukit curam, Saya agak kagum dengan jalan raya yang lebar dan mulus. Saya sempat mengira kalau ini Jalan Lintas Selatan Jawa. Mungkin saja benar tapi jalan ini hanya membentang sepanjang Kecamatan Munjungan dari timur ke barat. Kemarin Saya menjajal melewatinya dari ujung ke ujung.

Pohon kelapa di panta-pantai Munjungan.

Langit mendung waktu itu, ya memang sehabis hujan. Dan benar saja tidak lama hujan deras turun lagi.

Pantai di Munjungan langsung menghadap ke laut selatan jawa.

Berteduh di teras ruko menunggu hujan reda. Hujannya benar-benar deras waktu itu tapi untungnya tidak terlalu lama jadi masih ada waktu untuk pulang sebelum petang.

Landscape Munjungan. Dibentengi perbukitan di sebelah utara dan laut di selatan. Di antaranya ada tanah landai yang lapang, muat untuk menjadi pemukiman dan lahan pertanian.

Persimpangan di Munjungan. Satu-satunya dengan lampu lalu lintas.
Soal Pantai ada beberapa nama pantai kalau dilihat dari peta. Saya tidak mengunjungi semuanya, hanya dua yang agak lupa nama pantainya. Saya pun tidak lama di pantai.

Hari itu hujan deras sekali, hampir Saya membatalkan bepergian ke Munjungan. Di tengah perjalanan yang penuh tanjakan, hujan deras mengguyur. Saya buru-buru berteduh. Selama berteduh Saya sempat berpikir untuk putar balik, membatalkan road trip ke Munjungan kalau hujan sudah reda. Tapi saat itu juga ada orang yang ikut berteduh, Saya ngobrol sebentar dan bertanya seberapa jauh lagi ke Munjungan. Katanya tinggal belasan kilometer saja. Saya pun sempat menimbang lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Munjugan. Setelah hujan reda trenyata langit terang benderang, tidak ada rintik hujan maupun grimis. Saya pun yakin untuk lanjut ke Munjungan. Pun selama di Munjungan langit gelap lagi dan beberapa kali grimis tipis. Setelah mengunjungi pantai terakhir dan berancana menuju pulang, hujan tiba-tiba turun lagi dengan derasnya. Dan untungnya setelah berteduh, hujan reda tanpa meninggalkan sisa-sisa grimis. Saya pun pulang meski langit gelap lagi.

Comments